Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PANTI WERDA

Panti werda

kelak akan kurindukan tempat ini
pada tamannya yang bermusim-musim
pada gelak tawa berderai di meja domino
pada musik masa lalu yang diputar berulang

kubayangkan kembali wajah lelaki keriput itu
mengetuk pintuku dan berkata riang
"Selamat datang, matahari keduaku."
dan kamipun berjalan menyapa ruang demi ruang

di ruang makan kulihat sisa butiran kacang
menempel manis di sudit bibir wanita ceria itu
"Aku dulu seorang penyanyi keroncong ternama."

di ruang tamu kulihat anggrek bulan
di genggaman tangan wanita merah muda
"Aku dulu seorang pemberi kebahagiaan pada beberapa nama."

di ruang musik kulihat biola putih
dimainkan lembut lelaki bertangan kidal
"Aku dulu pemusik yang berpindah kota."

begitu hebat orang-orang ini
aku hanya tak berani memahami
berlembar-lembar rahasia yang dimiliki
hingga mereka berada disini, juga aku

ketika anakku menjemputku pulang
waktu berlari kalahkan kenang
mataku membasah dalam hening
mencari rumusan kata untuk katakan
bagaimana cara terindah mengenang mereka

kelak aku akan merindukan rumah ini
pelipur bagi kami di rembang usia
dan kini saatnya berterus terang
"Di masa mudaku aku seorang politikus kotor."

Post a Comment for "PANTI WERDA"